Dulu aku sering kali berharap
Aku sering kali merajukmu dalam untai do’a pada ia sang pencipta.
Entah bagaimana awalnya , tanpa permisi, tiba tiba rasa itu
singgah , hingga akhirnya aku begitu seringnya menyemogakanmu dalam senyap.
Aku
ingin menyimpan namamu saja ,tak mungkin aku ungakapkan apa yang ku rasakan.
Karena aku terlalu takut bahkan ketika hanya merasakannya saja
Rasanya ingin sekali aku meminta maaf kepadamu karena
terlalu lancang menyebut namamu dalam setiap do’a yang ku panjatkan, namun apalah
daya , berpapasan denganmu pun aku enggan menyapa
Entah apa yang membuatku begitu yakinnya , hingga ku
sertakan namamu dalam do’a , padahal hatimu yang tau hanya ia sang pemilik
masa.
Namun entah mengapa, akupun tak mengerti, mengapa aku begitu yakin kau
juga merasakan hal yang sama, meski bicara pun tidak. Ataukah aku kini hanya
terkaanku saja, jika begitu salahkah?
Namun kini seiring berjalannya waktu, entah mengapa rasanya
aku mulai merasa lelah, Hingga akhirnya aku menyerahkan semua pada sang pemilik
masa.
Bukan aku menyerah pada waktu dan jarak yang ada antara
kita, ini semua karena aku takut semua ini hanya akan menjadi dosa. Mengaharapmu
yang entah akan bersama siapa nantinya.
Maaf jika do’a itu kini tak lagi di sertai namamu , Bukan
aku sudah tak suka, namun aku rasa semua akan berkah jika kita menerima semua
yang telah di gariskan oleh ia yang maha bijaksana.
Aku tidak takut sama sekali jika harus kehilanganmu, karena
yang aku takut adalah jika Allah sudah tak ridho lagi atas diriku karena aku
telah mendahului ketetapanNya.
Aku tahu semua ini
akan terasa sangat menyakitkan. Tapi akan lebih menyakitkan jika aku memilihmu
, namun disaat yang sama aku kehilangan keridhoanNya
Siapapun Ia, entah itu kamu atau bukan, yang penting Allah
Ridho
By: dibalikhujan18.blogspot.com
By: dibalikhujan18.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar