![]() |
Amalan Hangus Karena Status dibaikhujan18.blogspot.com |
judul ini bermaksud untuk sedikit me review materi riya
Memang awalnya sangat berat untuk membuat artikel dengan materi ini, namun insyaAllah semoga bisa bermanfaat untuk kita semua
Social
media dewasa ini telah menjadi trend di kalangan remaja, anak-anak, maupun
orang dewasa, banyak sekali yang memanfaatkan social media ini untuk berbagai
hal, tak terkecuali para aktifis dakwah yang memanfaatkan Sosial media ini
sebagai salah satu fasilitas untuk berdakwah. Untuk membagikan postingan
postingan yang islami dan bermanfaat, ada yang juga melakukan kampanye gerakan
gerakan positif melalui social media, untuk membentuk sebuah komunitas yang
bergerak si dunia keislaman dan masih banyak yang lainnya. Ada juga yang memanfaatkan
social media ini juga untuk memfasilitasi
diri melakukan hobi seperti misalnya menulis atau membuat poster poster dakwah
untuk mengajak orang orang agar ikut serta untuk melakukan kebaikan.
Tapi
sadarkah kita bahwa teknologi ini pun bak pisau ber mata dua yang di satu sisi
dapat memberikan manfaat dan di satu sisi bisa merugikan juga. Tidak sedikit
para aktifis dakwah yang justru bukannya mendapatkan pahala dari postingan
postingannya, malah justru mengurangi nilai amalan amalan yang di kerjakan.
Kenapa?
Sebagai
seorang aktifis dakwah memang berrdakwah sambil berselancar di dunia maya
adalah hal yang menyenangkan. Mungkin pada awalnya kita hanya berniat untuk
mencari artikel artikel islami untuk
menambah ilmu pengetahuan tentang islam dan lain sebagainya, namun
lambat laun kita juga menemukan celah dimana kini kita juga bisa menyampaikan
kebaikan melalui media social yang nyatanya dimana disana ada banyak orang yang
melihat kita secara maya lewat sebuah akun. Dan di mulailah para aktifis dakwah
melaksanakan syi’ar nya di media social.
Saya
sendiri pun sangat senang melihat bahwa kini social media pun diisi dengan hal
hal yang bermanfaat, saya juga termasuk likers dan juga followers dari beberapa
akun dakwah yang kini juga mulai menjamur. Dan juga diikuti dengan tokoh tokoh
yang dulu hanya bisa kita lihat di tabligh akbar atau kajian kini sering kali
menyebarkan tausiyah di media social. Diikuti juga oleh aktifis aktifis dakwah
yang juga melakukan syi’ar di media social rasanya adem sekali ketika membaca
tulisan tulisan yang mengingatkan akan kebaikan.
Namun
seiring berjalannya waktu Banyak sekali aktifis dakwah yang berniat baik untuk
mengajak orang orang untuk ada di jalan kebaikan namun di sertai dengan
memperlihatkan amalan yang telah di lakukan, dan itu tidak sesuai dengan apa
yang di ajarkan Rasulullah karena sudah pasti Rasulullah melarang kita untuk
melakukan perbuatan Riya, lalu bagaimana yaaaa?
Sering
kali menjumpai kalimat kalimat status seperti ini
“Alhamdulillah
hari ini Kholas 30 Juz”
“Walau
Lelah harus tetap bisa Bangun di 1/3 Malam terakhir nanti, Semangat!”
“Alhamdulillah,
buka puasa hari ini bisa makan enak, Terimakasih ya Allah”
“Alhamdulillah
dapet Rizki lagi, pasti karena sedekah kemaren”
“Alhamdulillah
sekarang sudah pake jilbab lebar, do’a kan istiqomah ya teman teman” *sambil
majang foto selfie sambil manyun* hehehe
Menurut
sahabat sahabat sekalian yang seperti ini riya atau bukan?
Berikut
ini beberapa keterangan mengenai Riya
Begitu
hebatnya bahaya riya’ ini membuat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam khawatir
atasnya, beliau bersabda
“Sesuatu yang aku khawatirkan menimpa kalian adalah perbuatan syirik asghar”. Ketika beliau ditanya tentang maksudnya, beliau menjawab “(contohnya) adalah riya’”.
Bahkan
bahaya riya’ ini lebih berbahaya dari fitnah dajjal, seperti sabda beliau
Rasulallah, “Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatu yang menurutku lebih aku
khawatirkan terhadap kalian daripada fitnah al masih ad dajjal?” Para sahabat
berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda,
“Syirik khafi (tersembunyi), yaitu ketika seorang berdiri mengerjakan sholat, dia perbagus sholatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya”.
Tidak
jarang akhir akhir ini atau semenjak maraknya penguna social media, banyak
sekali yang entah sengaja atau tidak mengupload Amalannya di social media,
mungkin ada muatan ajakan yang di tuliskan juga tapi dengan memperlihatkan amalan kita juga apakah itu bukan namanya
Riya?
Sahabat
masih ingatkah kita dengan isi surat Al-An’am ayat 162 yang Artinya
“Katakanlah (Muhammad) ‘Sesungguhnya shalatku, Ibadahku, hidupku, dan Matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh Alam”
Jika kita
masih mengharap decak kagum manusia, Jadi, untuk siapakah kita selama ini
beribadah? Untuk Manusia? Atau untuk Allah. Karena siapa kita berubah menjadi
lebih baik ? karena manusia? Atau karena Allah? Kalo segala macem amalan yang
kita lakukan di update ke social media, apa yakin semua niat kita hanya untuk
Allah? Atau jangan jangan itu tandanya kita sudah membagi niat kita jadi bukan
hanya Lillah namun juga untuk mengundang decak kagum khalayak?
Sahabat
memang segala sesuatu itu tergantung pada niatnya, namun tidak ada salahnya kan
kita menjaga diri dari niat yang sering kali ber ubah ubah yang kita sadari
atau bahkan tidak kita sadari. Jadi aktifitas aktifitas bikin status status
yang memperlihat kan amalan amalan kita lebih baik di kurangi atau jika memang
bisa di tiadakan. Lagipula Allah tetap tahu apa amalan kita walau tidak kita
Upload di social media kan? Hehe
untuk para
aktifis dakwah yang sedang semangat semangatnya dalam ber dakwah. Ada kutipan
dari sebuah tulisan yang di tulis oleh Ust. Rahmat Abdullah yang kutipannya
kira kira seperti ini
“Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar.Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati”
Saya pun teringat teman teman seperjuangan, dan termasuk saya yang
masih sering kali di sengaja maupun tidak memperlihatkan amalan amalan di social media, padahal mungkin
selama ini amalan yang kita amalkan tak seberapa, banyak orang orang yang
melakukan amal shaleh lebih lebih dari pada kita namun lebih memilih diam dan
menjaga amalannya agar tak nampak karena tujuan utama ibadah mereka adalah
Allah, bukan mengharap pujian dari khalayak, sering kali juga kita takjub
dengan rasa sakit yang di alami di jalan dakwah mengumbar kesakitan, keperihan
dan mengumbar segala pengorbanan yang telah kita lakukan untuk dakwah di social
media. hey! Padahal masih banyak orang orang yang mengalami kepahitan lebih
dari apa yang kita rasa, mengalami rasa sakit yang lebih dari apa yang kita
rasa, melakukan pengorbanan lebih dari apa yang kita telah korbankan di jalan
dakwah tapi mereka memilih diam, tak mengumbarnya, membiarkan semua menjadi
rahasia yang dia dan Allah saja yang mengetahuinnya, karena mereka tahu dan
faham, bahwa segala apapun yang dirasakan, semua kepahitan ,rasa sakit, dan
pengorbanan semua mereka lewati karena mereka benar benar mencintai Allah dan
yang mereka harapkan hanya keridhoan dari Allah bukan pujian dari khalayak .
sahabat bisa di bilang kita ini belumlah apa apa, pengalaman kita belumlah
banyak, amalan kita belumlah sempurna, niat kitapun masih sering kali berubah
ubah, lantas apakah kita pantas berlaku Sombong atas semua amalan yang kita
lakukan? Yuk Muhasabah
Sahabat
yang di rahmati Allah, terutama mungkin aktifis dakwah. Kita memang di wajibkan
untuk berdakwah “Sampaikanlah walau satu Ayat”. Namun perlu di perhatikan juga,
bahwa apa yang kita dakwahkan tersebut jangan sampai ada unsur amalan kita yang
kita sengaja perlihatkan. Jangan sampai mau mendulang pahala dengan mengajak
orang lain untuk berbuat baik malah justru menghanguskan amalan kita. Jangan
sampai “Amalan Hangus Karena Status” walaupun sekarang zamannya bukan Cuma
status aja, udah ada Path, BBM, Instagram, Tumblr dan lain sebagainya *saking
banyaknya jadi ga hafal* hehehe
Sahabat
yang di rahmati Allah, yuk kita bareng bareng belajar membenahi Niat yang
terpatri, jangan sampai ibadah yang kita lakukan di niatkan selain karena Allah
dan kita hanya ingin mengundang decak kagum orang lain yang melihat. Entah agar
kita di bilang Agamis, agar orang ramai ramai memuji kita di social media.
Perlu di ingat sahabat, kita tak butuh pujian khalayak, kita tak butuh
pengakuan sebagai seseorang yang taat, yang kita butuhkan dari apa yang kita
lakukan hanyalah RIDHO ALLAH. Ingat sahabat jangan ingin jadi orang yang ramai
di perbincangkan di dunia namun tak ramai di perbincangkan kebaikannya di
akhirat. Mungkin
kita berniat baik untuk mengajak khalayak untuk sama sama melaksanakan kebaikan
namun kita juga harus pandai menjaga tulisan kita di social media, jangan
sampai tulisan kita di media social ini menjadi boomerang bagi kita yang
tadinya ingin mengajak menuju jalan kebaikan malah jadi semacam ajang untuk
sekadar mendapatkan pujian khalayak, sekali lagi jangan sampai “Amalan Hangus
Karena Status”
Jadi
Lillah atau …….?
Sebelumnya
saya mohon maaf apabila ada kata kata yang menyinggung , jujur saja tulisan ini
juga menampar diri saya sendiri karena saya pun masih banyak sekali kekurangan,
mohon maaf pula apabila ada kata kata yang kurang berkenan, dengan menulis ini
bukan maksud saya menggurui, karena kita semua masih sama sama belajar untuk menjadi
seorang Hamba Allah yang baik. Mari bersama sama memperbaiki diri dan
senantiasa memperbaiki niat dalam diri.
Wallahu’alam
bishawab
urang masih kaya gitu 😭
BalasHapusbelajar bareng bareng cok, ayo perbaiki diri :D
Hapusbelajar bareng bareng cok, ayo perbaiki diri :D
Hapus