Helai daun berguguran tertawa
Aku memandang ia sinis, merapal
kesal
Gumpal awan di atmosfer menari nari
Perlahan mengulur jarak per satuan
waktu
Maaf aku kalah, meski tak menyerah
Meski tertatih menahan rasa, menekan
nafsu, menikam hatiku saat rindu datang
Jujur ada waktu dimana aku ingin
menyapamu
Menanyakan kabarmu
Memastikan kau selalu dalam
dekap-Nya
Meski aku, hingga detik ini hanya
menyimpannya dalam dalam
Jemari tangan telah siap menyapa melalui pesan , namun
akhirnya hanya diam
Aku malu , karena se-hening apapun
aku, Allah tahu
Seberapa sibuk aku merapal doa dalam
sepi di ruang paling tersembunyi dalam hati
Dan Allah tahu hening suaraku berubah jadi getar
Allah tahu getarnya merambat sampai kembali ke hatiku
Allah tahu getarnya merambat sampai kembali ke hatiku
Frekuensinya semakin tinggi dan
semakin bising
Allah lah saksi bahwa hening-ku semu
Rindu memang tak selalu datang
Namun ia selalu sukses menjadi
pemangkas jarak
Membuat semua kuasa seakan sia-sia
Aku masih kuasa untuk mengatur
jarak
Namun Rindu, Selamat
Kini kau telah berhasil memangkas jarak yang aku buat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar